Kepahiang,sumateratoday.com- Ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, secara sukarela memilih mundur dari daftar penerima bantuan sosial (bansos). Fenomena ini terjadi setelah pemerintah daerah melalui Dinas Sosial setempat menerapkan kebijakan penempelan stiker “Keluarga Miskin” di rumah-rumah warga penerima bansos.
Langkah penempelan stiker di bagian depan rumah warga dilakukan sebagai upaya untuk memastikan penyaluran bantuan lebih tepat sasaran. Namun, kebijakan ini memicu reaksi beragam. Banyak warga merasa malu rumahnya diberi label sebagai “keluarga miskin”.
Beberapa video yang beredar di media sosial memperlihatkan bahwa sebagian penerima bansos justru tergolong mampu. Dalam rekaman tersebut, tampak rumah-rumah yang memiliki kendaraan roda empat di garasi, namun masih tercatat sebagai penerima bantuan.
Enggan disebut miskin atau rumahnya ditempeli stiker, sejumlah warga pun secara sukarela menyatakan mundur dari daftar penerima bansos. Dengan pernyataan tersebut, nama mereka otomatis dihapus dari data Kementerian Sosial (Kemensos).
Kebijakan Daerah, Tapi Tetap dalam Satu Data
Menteri Sosial Syaifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul turut menanggapi fenomena ini. Ia menjelaskan bahwa kebijakan penempelan stiker merupakan inisiatif pemerintah daerah sebagai bagian dari strategi untuk menyalurkan bantuan secara lebih akurat.
“Warga banyak yang menolak pemasangan stiker keluarga miskin, seperti di Kepahiang, Bengkulu. Tapi ini memang kebijakan lokal, tidak semuanya sama, tergantung strategi daerah masing-masing,” jelasnya.
Gus Ipul menambahkan, meski kebijakan berbeda antar daerah, data penerima bansos tetap mengacu pada satu data milik Badan Pusat Statistik (BPS) yang terus diperbarui secara berkala. Menurutnya, penempelan stiker merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai kepada mereka yang berhak.






