banner 984x163

Ini Petunjuk Teknis Pemantauan Praktik MP-ASI untuk Anak Usia 6-23 Bulan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia resmi menerbitkan “Petunjuk Teknis Pemantauan Praktik MP-ASI Anak Usia 6-23 Bulan

Ini Petunjuk Teknis Pemantauan Praktik MP-ASI untuk Anak Usia 6-23 Bulan

Sumateratoday.com-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia resmi menerbitkan “Petunjuk Teknis Pemantauan Praktik MP-ASI Anak Usia 6-23 Bulan” pada tahun 2024. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pemantauan dan perbaikan praktik pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) di seluruh wilayah Indonesia, terutama bagi anak usia 6-23 bulan.

Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes RI, dr. Lovely Daisy, M.K.M., menekankan bahwa pemberian MPASI harus memenuhi empat syarat utama: tepat waktu, adekuat, aman, dan diberikan dengan cara yang benar.

Empat Syarat Utama Pemberian MPASI

  1. Tepat Waktu
    Pemberian MPASI dimulai saat bayi berusia 6 bulan karena pada usia ini, ASI saja tidak lagi mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bayi. Daisy menegaskan bahwa usia 6 bulan adalah waktu ideal untuk memperkenalkan makanan padat pendamping ASI.“Kemenkes menganjurkan MPASI diberikan mulai usia 6 bulan karena pada usia ini terdapat kesenjangan kebutuhan energi bayi dengan yang dapat dicukupi dari ASI saja. Secara global, sebagian besar pedoman di Amerika dan Eropa juga merekomendasikan MPASI dimulai pada usia 6 bulan,” jelas Daisy dalam keterangannya, Senin (9/12).
    Baca Juga :  Luna Maya Ungkap 3 Cara Hindari Penipuan

     

    Lebih lanjut, Daisy memperingatkan bahwa:

    • MPASI terlalu dini (sebelum 6 bulan) berisiko menyebabkan gangguan pencernaan karena organ bayi belum matang, meningkatkan risiko penyakit diare, alergi, dan morbiditas.
    • MPASI terlambat (setelah 6 bulan) akan membuat bayi kehilangan kesempatan mendapatkan nutrisi esensial untuk tumbuh kembang optimal.
  2. Adekuat
    MPASI harus mencukupi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien yang dibutuhkan bayi. Hal ini mencakup jumlah, frekuensi, konsistensi/tekstur, serta keberagaman makanan sesuai usia bayi.
    “Pemberian MPASI perlu mempertimbangkan usia anak, jumlah porsi, dan tekstur makanan agar sesuai dengan kemampuan oromotor bayi. Keanekaragaman makanan juga penting untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi,” terang Daisy.
  3. Aman
    Faktor keamanan menjadi perhatian penting dalam penyusunan MPASI. Makanan harus disiapkan secara higienis dan diberikan menggunakan peralatan bersih.
    Daisy menegaskan beberapa prinsip makanan yang aman, antara lain:
    • Pisahkan makanan mentah dan matang untuk menghindari kontaminasi.
    • Gunakan makanan segar dan pastikan matang sempurna, terutama untuk daging, ayam, telur, dan ikan.
    • Simpan MPASI dalam kondisi higienis jika tidak langsung dikonsumsi.
  4. Diberikan dengan Cara Benar
    MPASI harus diberikan dengan jadwal teratur, lingkungan mendukung, dan prosedur makan yang tepat.
    “Syarat terjadwal itu jadwal makan termasuk makanan selingan teratur dan terencana. Lingkungan mendukung, misalnya hindari memaksa makan meskipun hanya 1-2 suap, serta perhatikan tanda lapar dan kenyang pada bayi,” jelas Daisy.Selain itu, Daisy menganjurkan agar bayi distimulasi untuk makan sendiri dengan pemberian makanan selingan yang mudah dipegang.

MPASI Harus Beragam dan Padat Gizi

Untuk memastikan kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi, MPASI harus bersifat beragam. MPASI idealnya mengandung 5 dari 8 kelompok makanan, yaitu:

  1. ASI
  2. Makanan pokok
  3. Kacang-kacangan
  4. Produk susu
  5. Daging-dagingan
  6. Telur
  7. Sayur-buah kaya vitamin A
  8. Sayur-buah lainnya

“Keragaman bahan dalam MPASI diperlukan karena tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung zat gizi lengkap. Protein hewani seperti telur, ikan, atau daging wajib diberikan karena berkorelasi positif dengan penurunan risiko stunting,” ujar Daisy.