banner 984x163
BISNIS  

Bitcoin Mengalami Penurunan Tajam, Pemulihan Sementara Mengikuti, Bagaimana Prospeknya?

Bitcoin Mengalami Penurunan 9% dalam Seminggu, Pemulihan Terlihat Seiring Ekspektasi Kebijakan Moneter AS.
Bitcoin Mengalami Penurunan 9% dalam Seminggu, Pemulihan Terlihat Seiring Ekspektasi Kebijakan Moneter AS.

SUMATERATODAY.COM – Minggu lalu, Bitcoin (BTC) mengalami penurunan signifikan sebesar 9%, yang menjatuhkan harganya ke level $52.598.

Penurunan ini menjadi performa mingguan terburuk sejak Agustus 2023. Fluktuasi harga ini mencerminkan tingginya volatilitas di pasar kripto, serta kekhawatiran investor terhadap ketidakstabilan yang melanda pasar kripto secara keseluruhan.

Di Amerika Serikat, sejumlah besar Exchange-Traded Funds (ETF) spot Bitcoin juga mengalami dampak buruk dari kondisi pasar ini.

Menurut data yang dirilis oleh SoSo Value, 11 Bitcoin ETF spot mengalami penarikan dana bersih (net outflow) sebesar $706 juta selama seminggu terakhir.

Bahkan, ETF Bitcoin spot telah mengalami penarikan selama delapan hari berturut-turut dari 27 Agustus hingga 6 September, dengan total net outflow mencapai hampir $1,2 miliar.

Baca Juga :  Energi Panas Bumi yang Menjajikan

Ini merupakan periode penarikan terpanjang sejak peluncuran ETF tersebut pada 10 Januari 2024. Kondisi ini menjadi sorotan tajam bagi para pelaku pasar yang mempertanyakan stabilitas aset kripto di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Meskipun demikian, awal pekan ini Bitcoin berhasil menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pada malam Senin 9 September 2024, Bitcoin mencatatkan kenaikan 5%, yang membawa harga kembali ke level $57.000.

Pergerakan harga ini didorong oleh ekspektasi positif terkait kebijakan makroekonomi dan moneter global, serta antisipasi investor terhadap data inflasi yang akan dirilis di Amerika Serikat pada minggu ini.

Pada Selasa 10 September 2024 pukul 09.00 WIB, harga Bitcoin tercatat di $56.890, sedikit turun dari level tertingginya pada hari sebelumnya.

Dampak Acara Makroekonomi pada Harga Bitcoin

Nasib harga Bitcoin dalam beberapa hari ke depan akan sangat bergantung pada data inflasi AS yang dijadwalkan rilis pada Rabu, 11 September 2024.

Baca Juga :  Samsung Galaxy S23 Ultra, Review Lengkap

Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) akan merilis laporan Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Agustus, yang diperkirakan akan menunjukkan tren penurunan inflasi tahunan.

Pada bulan Juli, inflasi tahunan turun menjadi 2,9% dari 3% pada bulan Juni, yang sempat memicu pergerakan positif Bitcoin saat itu.