SUMATERATODAY.COM – Pada Senin, 30 September 2024, pasar kripto kembali menunjukkan pergerakan yang beragam, dengan kecenderungan turun di tengah kekhawatiran mengenai potensi resesi ekonomi global.
Bitcoin (BTC), sebagai aset kripto utama, mengalami penurunan sebesar 0,38% dalam 24 jam terakhir, dengan harga turun ke US$65.446,55 pada pukul 08:02 WIB menurut data dari CoinMarketCap.
Meskipun demikian, secara mingguan, Bitcoin masih berada dalam zona positif dengan kenaikan sebesar 2,95%. Kondisi ini memicu pertanyaan apakah Bitcoin akan terus mengalami penurunan atau justru mampu bangkit kembali.
Penurunan harga Bitcoin ini tidak berdiri sendiri, karena beberapa aset kripto utama lainnya juga mengalami pelemahan. Ethereum (ETH) terdepresiasi sebesar 0,83% dalam 24 jam terakhir, meskipun secara mingguan masih mencatat kenaikan sebesar 2,09%.
Binance Coin (BNB) juga turun 2,09% dalam 24 jam terakhir dan berada di zona merah dalam sepekan dengan penurunan sebesar 0,61%. Sementara itu, Dogecoin (DOGE) anjlok 3,07% dalam 24 jam terakhir, tetapi tetap menjadi sorotan dengan kenaikan signifikan sebesar 16,6% dalam sepekan.
CoinDesk Market Index (CMI), yang digunakan untuk mengukur kinerja kapitalisasi pasar aset digital, juga turun sebesar 0,65% menjadi 2.432,67. Meskipun begitu, open interest pasar kripto justru terapresiasi sebesar 0,46%, mencapai angka US$66,05 miliar, menunjukkan adanya minat yang masih kuat dari investor untuk tetap berpartisipasi di pasar ini.
Namun, yang menjadi perhatian adalah fear & greed index yang menunjukkan angka 56, sebuah indikator netral yang menunjukkan bahwa pasar belum sepenuhnya berada dalam zona ketakutan atau optimisme berlebihan.
Ini menandakan bahwa pasar masih dalam fase keseimbangan, namun sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global dan kebijakan bank sentral yang sedang berlangsung.
Potensi Resesi dan Pengaruhnya Terhadap Bitcoin
Melansir dari CoinTelegraph, Bitcoin (BTC) berhasil ditutup pada level tertinggi dalam dua bulan pada tanggal 28 September 2024, mendekati angka US$66.000. Lonjakan ini sebagian besar didorong oleh peningkatan indeks S&P 500 yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada 26 September 2024, berkat indikator ekonomi yang kuat dan langkah-langkah untuk mendorong pasar di China.